Minggu, 05 Mei 2013

Kisah Rasulullah: Nenek keriput, peminta - minta, dan rambut gondrong

KISAH RASULULLAH

NENEK KERIPUT, PEMINTA - MINTA DAN RAMBUT GONDRONG.


     Seorang nenek lanjut usia datang kepada Nabi saw. Dengan sedih dan kuatir ia berkata, "Ya Rasulullah, apakah saya dapat masuk sorga?"
     Nabi mengerutkan kening, lalu dengan suara sungguh menyesal dia menjawab, "Maaf, Nek, di sorga tidak ada orang tua."
      Maka nenek - nenek itu pun menangis tersedu - sedu menyesali nasibnya sebagai orang tua. Tetapi Nabi cepat menyambung ucapannya, "Maksud saya bukan Nenek tidak akan masuk sorga."
     "Jadi?"
     "Nenek bakal masuk sorga tapi di sana Nenek akan jadi muda lagi," ucap Nabi melegakan," ucap Nabi melegakan.
     "Maka nenek tua itu pun tertawa gembira membayangkan nasibnya yang akan jadi perawan kembali di sorga. Begitulah cara Nabi bercanda. Sekadar menyegarkan suasana, namun tetap menjaga agar selorohnya dapat membahagiakan orang lain, bukan menyakitkan atau menyinggungnya.
     Pada hari yang berbeda Nabi didatangi peminta - minta pada awal masa hijriah, ketika pembangunan masyarakat Madinah belum dapat menyediakan kemakmuran kepada seluruh rakyat.
     Oleh Nabi peminta - minta itu diberinya sedekah. Hari yang lain peminta - minta itu datang lagi. Nabi masih memberinya uang. Ketika kemudian orang itu mengemis - ngemis kembali, Nabi tidak memberinya uang atau makanan, melainkan sebilah kampak, agar dengan kampak tersebut peminta - minta itu mau bekerja keras mencari nafkah.
     Lalu pada suatu saat Nabi berpapasan dengan seorang pemuda gondrong, dengan rambut tanpa disisir dan awut - awutan. Pemuda itu melihat Nabi berubah masam mukanya, nampaknya tidak suka kepadanya. Ia berpikir, apakah karena aku berambut gondrong atau karena aku tidak teratur?
     Pada har berikutnya, dengan bersisir rapi ia keluar dari rumahnya. Di jalan ia bersimpangan dengan Nabi. Kali ini Nabi tersenyum ramah kepadanya. Maka pemuda itu pun tahu bahwa yang tidak disukai Nabi bukan rambut gondronng, melainkan ketidakrapian dan acak - acakkan.

Sumber : K.H. Abdurrahman Arroisi, 30 kisah teladan.